Sebagai bagian dari Road to JIPFest, ajang pemanasan Jakarta International Photo Festival 2019, panitia bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta menggelar diskusi bersama para pelaku industri fotografi. Tujuannya menjaring ide untuk pengembangan ekonomi kreatif Jakarta melalui fotografi.
Diadakan pada 26 Maret 2019 di Jakarta Creative Hub, Focus Group Discussion (FGD) ini dihadiri lebih dari 50 fotografer, kolektif foto, kurator, dan pengusaha dalam industri foto, termasuk perusahaan percetakan dan toko buku foto independen. Untuk memberi gambaran tentang beragam pemangku kepentingan di industri foto Ibu Kota, diskusi dibuka dengan presentasi dari Mast Irham (EPA Indonesia, 1000 Kata), MG Pringgotono (Serrum, Gudskul) dan Aditya Pratama (Unobtainium Photobooks). Presentasi mereka mencerahkan sekaligus membuka banyak ruang untuk pertanyaan. “Bagaimana cara toko buku foto independen bertahan, di tengah persaingan dengan konglomerat online?” “Mengapa kolaborasi di industri kreatif penting?”
Berbagai pertanyaan dan ide dituliskan, kemudian dibahas dalam tiga kelompok diskusi: edukasi & program; forum, ruang, lembaga, kolaborasi; juga bisnis & advokasi. Difasilitasi Edy Purnomo (fotografer, pendidik), Ng Swan Ti (fotografer, Direktur PannaFoto Institute) dan Cristian Rahadiansyah (wartawan), peserta diskusi menyampaikan pandangan riil tentang industri fotografi Jakarta dan Indonesia saat ini. Muncul juga berbagai ide untuk mengembangkan industri dengan basis kolaborasi.
FGD kemudian diakhiri dengan dua catatan utama: pelaku industri foto membutuhkan dukungan pemerintah dalam penyediaan ruang, serta proses birokrasi yang lebih mudah. Kata kunci yang terus terdengar sepanjang hari adalah ‘kolaborasi’ – antardisiplin, antarprofesi maupun antarkolektif, demi kesejahteraan pelaku industri, juga sebagai sumbangsih terhadap perekonomian daerah.
Klik di sini untuk mengunduh notulensi FGD.