Edisi kedua Jakarta International Photo Festival (JIPFest) dijadwalkan bergulir pada 19 Agustus-6 September 2020 di Kota Tua, belahan utara Jakarta. Mayoritas acara utama akan menempati bangunan-bangunan tua, termasuk gedung kolonial warisan Belanda.
JIPFest 2020 mengusung 12 program utama, yakni Artist Talk, Discussion, Fringe, Photo Exhibition, Photo Book Exhibition, Portfolio Review, Projections Night, Public Lecture, Workshop, Urban Photo Tour, plus dua program baru Photo Fair dan Networking Night. Tim kuratorial terdiri dari Sayed Asif Mahmud (Bangladesh), Kurniadi Widodo (Indonesia), dan Ng Swan Ti (Indonesia).
Mengangkat tema SPACE, JIPFest ingin mengeksplorasi isu-isu kontemporer terkait tempat hidup, modernisasi, serta urbanisasi. Dalam konteks geografis, salah satu isu besar abad ini ialah distribusi manusia antara desa dan kota. Kini, sekitar 55% penduduk bumi menghuni wilayah urban, dan angkanya diprediksi meningkat jadi 68% pada 2050. Pergeseran ini memberi tekanan besar pada ruang hidup di kota sekaligus menjadikan desa kekurangan tenaga kerja—sebuah ketidakseimbangan demografis yang memengaruhi rumusan kebijakan dan prospek kesejahteraan.
Dalam dimensi personal, SPACE juga adalah isu yang kian pelik di zaman internet. Pada 2018, sekitar 3,2 miliar manusia memiliki akses internet, dan internet sejatinya tak sekadar menembus batas geografis, tapi juga batas personal. Identitas, preferensi, serta perilaku manusia dengan mudah menjadi tontonan publik, data konsumen, bahkan sarana manipulasi. Menentukan batas antara domain publik dan personal adalah salah satu debat terpanas di zaman ini.