Di edisi kedua JIPFest, total empat fotografer akan mempresentasikan karya mereka dalam program Artist Talk. Publik bisa menyimak konsep karya mereka dan proses pembuatannya.
Semua sesi terbuka gratis bagi pengunjung yang telah menerima minimum satu dosis vaksin Covid. Kapasitas pengunjung dibatasi 75 orang atau 50% dari kapasitas ruangan. Tiket wajib dipesan secara daring melalui ticket.jipfest.com.
Ruang Imajinatif oleh Edial Rusli
Minggu, 14 November, 12:30-14:00
Proyek foto Ruang Imajinatif digarap Edial Rusli sejak 2016. Inspirasinya ialah ruang-ruang publik yang kian semrawut dan tak nyaman, akibat tekanan aktivitas komersial. Dalam karyanya, Edial membayangkan ruang publik tersebut sebagai ruang pribadi yang bebas dimasuki dan dikuasai. Sebuah karya yang mengeksplorasi imajinasi sekaligus menyuarakan aspirasi.
Edial Rusli
Edial, Doktor bidang Program Penciptaan Seni Fotografi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, merintis kariernya sebagai fotografer profesional pada 1990. Dia pernah berpartisipasi dalam pameran foto di Yogyakarta, Osaka, New York, Manila, serta Kuala Lumpur. Edial kini mengajar program studi Fotografi di ISI Yogyakarta.
Living Under the Volcanoes oleh Putu Sayoga
Sabtu, 27 November, 12:30-14:00
Aktivitas gunung berapi memang mengancam nyawa, tapi tanah subur hasil aktivitas ini memikat manusia. Dalam proyek foto Living Under the Volcanoes, Putu Sayoga mengisahkan orang-orang yang hidup dalam dilema kasih dan murka alam itu. Dari 2017 hingga 2019, Putu mendokumentasikan komunitas yang menetap di kaki vulkan di Bali, Jawa, Sumatera, serta Maluku Utara.
Putu Sayoga
Putu, fotografer dokumenter asal Bali, rutin berkontribusi untuk media internasional. Kliennya meliputi Le Monde, Monocle, serta The New York Times. Karya-karyanya juga pernah dipamerkan di beberapa festival foto, termasuk Chennai Photo Biennale 2019 dan Insumatra Photo Festival 2019.
Pandemic Projects oleh Hafitz Maulana & Nyimas Laula
Minggu, 28 November, 12:30-14:00
Pada fase awal PSBB di Indonesia (April-Mei 2020), JIPFest menginisiasi kampanye media sosial bertajuk PSBB (Potret Saat Bumi Berhenti). Kampanye ini mengundang fotografer Indonesia untuk membagikan foto dan cerita bertema pandemi. Dalam karya 45 Gravediggers, Hafitz Maulana mendokumentasikan penggali kubur di Jakarta yang bekerja siang malam untuk menguburkan korban Covid. Sedangkan Nyimas Laula membuat seri Birthday Self-Portrait untuk memperingati ulang tahun di rumah. Seri ini kemudian dikembangkan menjadi proyek foto.
Hafitz Maulana
Hafitz memiliki minat pada isu HAM, lingkungan, dan subkultur. Dia pernah berkontribusi untuk Tirto.id dan Whiteboard Journal. Karyanya pernah dipamerkan di sejumlah acara fotografi, termasuk FORMAT Festival 2020 dan pameran Erratic Dream (2020) oleh PHmuseum.com.
Nyimas Laula
Nyimas merintis kariernya sebagai staf magang Reuters. Karya-karyanya pernah diterbitkan antara lain oleh Time, The Washington Post, dan The Wall Street Journal. INSIDE, karya yang sedang digarapnya, pernah ditampilkan di Photoville New York, Hong Kong Press Club, serta Jamii Esplanade in Toronto.