JIPFest 2023 menampilkan enam sesi Artist Talk; semuanya digelar pada akhir pekan di Teater Bulungan. Demi mendukung keberlangsungan festival, JIPFest memberlakukan sistem tiket Talk Show Pass untuk semua program di Teater Bulungan.

SABTU, 9 SEP, 13:00-14:30, TEATER BULUNGAN

20/70: Cerita Dua Generasi
Oleh Adrian Mulya
Proyek foto 20/70: Cerita Dua Generasi menyajikan cerita tentang dua generasi yang terpaut usia 50 tahun. Forum Pendidikan dan Perjuangan Hak Asasi Manusia (Fopperham), sebuah LSM di Yogyakarta menggagas program One Week One Mother, membuka kesempatan mahasiswa UIN Universitas Sunan Kalijaga untuk menjadi kawan bagi para penyintas ’65 – ‘66. Mereka bisa saling berdialog, ngobrol, bercurah hati dan membantu kehidupan sehari-hari. Yang pada awalnya hanya seminggu sekali jadi berkelanjutan. Adrian dan penulis Lilik HS bersama Yayasan Indonesia untuk Kemanusiaan (YSiK) menggagas pembuatan buku foto “Para Pembuka Jalan”. Dan cerita ini merupakan bagian dari beberapa bab di buku tersebut.

Adrian Mulya
Adrian adalah seorang fotografer independen yang tinggal di Jakarta. Dia adalah seorang fotografer otodidak yang gemar mengeksplorasi masalah kemanusiaan melalui gambar. Ia menerbitkan Winners of Life (2016), sebuah buku foto yang berfokus pada eks tapol perempuan 1965. Saat ini, Adrian bekerja untuk Project Multatuli sebagai photo editor. @adrianmulya

Saat Ini Bukan Waktu yang Tepat
Oleh Peter Pflügler
Proyek ini dimulai dari penyelidikan jejak-jejak rahasia keluarga yang disimpan rapat. Peter meninjau kembali trauma orang tuanya, tempat kejadian tersebut, barang-barang dan kenangan yang tidak dia ingat. Dia menemukannya di sini, di dalam dirinya. Tubuhnya selalu tahu.

Peter Pflügler
Peter adalah pencerita visual yang tinggal di Belanda dan Austria. Dia fotografi di Royal Academy of Art (KABK), The Hague. Karyanya berpusat pada dinamika rahasia dan trauma masa lalu. Dengan menggunakan gambar-gambar yang bergerak, foto dan seni pertunjukan, dia memfokuskan pada cerita personal dan mengangkat isu yang lebih universal. @peter.pflugler

Ketika Musim Panas Menjadi Musim Dingin
Oleh Yara Jimmink
When Summer Became Winter (2020) adalah puisi visual yang membuat Yara memahami lebih baik sejarah keluarganya. Dengan mempelajari foto-foto penting peninggalan kakek-neneknya, yang sejarahnya tidak pernah diceritakan. Dalam penggabungan arsip foto hitam putih dengan karyanya, dia dapat membangun narasi perbincangan antara masa lalu dan sekarang. Karyanya merefleksikan akibat penggabungan sejarah dan pengaruh dari keluarga imigran.

Yara Jimmink
Yara, fotografer potret dokumenter sosial yang berbasis di Amsterdam, mengangkat berbagai tema kemanusiaan seperti migrasi, keluarga, dan memori kolektif dalam karyanya. Pada tahun 2020, dia lulus dari Royal Academy of Art (KABK) di Hague, mendalami ilmu fotografi dokumenter. Saat ini dia menjadi salah satu artis yang berpartisipasi dalam Archivo LAB 2023. Dia juga merupakan bagian dari program Talent Embassy baru FOTODOK bersama sembilan peserta lainnya. yarajimmink.com

Sesi ini disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. Klik di sini untuk memesan Talk Show Pass.

MINGGU, 10 SEP, 13:00-14:30, TEATER BULUNGAN

Konsistensi Memotret Merapi & Buku Foto untuk Kemanusiaan
Oleh Boy T. Harjanto
Sejak 2010, Boy memotret Gunung Merapi, dengan fokus utama erupsi dan dampaknya pada masyarakat. Demi itu pula, sejak 2021, dia memutuskan menetap di pos pantai Merapi di Dusun Turgo. Dari proyek jangka panjang ini, Boy telah menghasilkan tujuh buku bertema Merapi. Sebagian didonasikan kepada warga lereng sebagai arsip komunal, juga untuk dijajakan kepada pengunjung. 

Boy T. Harjanto
Boy, alumni ISI Surakarta, adalah seorang pewarta foto yang berbasis di Yogyakarta. Dia pernah bekerja di Bengawan Pos dan Indopos, serta meraih penghargaan jurnalistik Mochtar Lubis Award dan MH Thamrin Award. Sejak 2011, dia telah menghasilkan 11 buku, dengan tujuh di antaranya bertema Merapi. Di luar kesibukannya memotret, Boy memberi pelatihan fotografi. @boyharjanto

Sesi ini disampaikan dalam Bahasa Indonesia. Klik di sini untuk memesan Talk Show Pass.

SABTU, 16 SEP, 13:00-14:30, TEATER BULUNGAN

Lima Bulan Sebelumnya
Oleh Shindy Lestari
Melalui proyek Lima Bulan Sebelumnya, Shindy Lestari berupaya mendalami lebih jauh mengenai keluarganya, terutama memori akan Ibunya yang telah tiada. Shindy mencoba terhubung kembali dengan memori keluarganya, melalui artefak yang ditinggalkan Ibunya dan pengumpulan beberapa foto keluarga. Pada 2022 ia memulai proyek ini dengan mendokumentasikan dan bertanya pada setiap anggota keluarga akan ingatan pada Ibunya, juga kepada Ayahnya tentang bagaimana dia sebagai seorang istri. Proyek foto ini juga berisi memori selama 5 bulan ketika Ibunya menghabiskan waktu di Bali sebelum dia beristirahat dengan tenang.

Shindy Lestari
Shindy adalah seorang ibu dan fotografer dokumenter yang tinggal di Bali, Indonesia. Sejak 2017, dia telah mengikuti sejumlah lokakarya fotografi di Filipina dan Indonesia. Pada 2021, dia mulai memfokuskan karya-karyanya melalui eksplorasi isu keluarga dan perempuan, di saat yang sama dia memulai perjalanan sebagai seorang Ibu. @shindy.lestarii

Buzzclub Sexyland (Screentest #9)
Karya Gerald van der Kaap & Aukje Dekker
Artist Talk bersama Gerald van der Kaap

Pada tahun 1990-an, seniman Gerald Van Der Kaap dan Rineke Dijkstra membuat serangkaian ‘screentest’ di mana mereka mengeluarkan para clubbers muda dari konteksnya, lantai dansa, dan memfilmkan mereka dalam suasana netral di studio temporer, berpose, menari, merokok atau saling berciuman, menciptakan potret persepsi kehidupan remaja di era tersebut. Untuk Buzzclub Sexyland 2022 (Screentest #9), Aukje Dekker, seorang seniman yang karyanya berkisar pada pertanyaan tentang kepenulisan dan kreasi bersama yang radikal, menantang Gerald untuk membuat ulang eksperimen tersebut. Namun 25 tahun kemudian, pada tahun 2022, klub tempat Gerald dan Rineke syuting – MysteryWorld di Zaandam, RoXY and Vrieshuis Amerika di Amsterdam, dan The BuzzClub di Liverpool – sudah tidak ada lagi. Media sosial telah mengubah kita menjadi pemain yang bekerja sepanjang waktu.

Gerald van der Kaap
Gerald, fotografer yang berbasis di Amsterdam, dianggap sebagai pionir penggunaan media baru dalam seni. Selain bekerja sebagai seniman, dia bekerja sebagai editor dan penerbit majalah seni Zien (1980-1986) dan Blind (1989-1990), menulis untuk majalah seni internasional, menjadi sutradara/produser/editor stasiun TV bajak laut Rabotnik TV (1987-1988), mengajar di Rietveld Academy (1992-2002) di Amsterdam. Dia adalah sutradara dan produser film Beyond Index (2017).  Karyanya telah dipamerkan secara internasional, antara lain pertunjukan di Stedelijk Museum Amsterdam, Museum Folkwang, Canon’s Artlab, Centre Georges Pompidou, dan Guangdong Museum of Art. geraldvanderkaap.com

Bapi (Ayah)
Oleh Ranita Roy
Melalui cerita ini, Ranita ingin memberikan pencerahan tentang cerita yang belum diceritakan mengenai hubungan antara kemiskinan dan kesehatan. Pengalaman ayah dan cerita perjuangan keluarganya adalah cerita yang dihadapi oleh setiap keluarga, yang menghadapi penurunan ekonomi dan pengangguran di seluruh dunia. Dia memfokuskan ke peristiwa-peristiwa kecil yang dihadapi setiap hari, dari reaksi setiap anggota keluarga, perasaan mereka, emosi dan mimpi-mimpi.

Ranita Roy
Ranita, pencerita independen yang berbasis di Kolkata dan Pune, mengeksplorasi antara fiksi dan realita, dengan hasil kurasi dokumenter. Mendapat penghargaan dari Reuters, dia menyelesaikan Hostile Environment Awareness Training (HEAT) di Jakarta. Karyanya dipublikasikan di beberapa media seperti Reuters, The Washington Post Magazine, The New York Times, Al Jazeera, The Guardian, juga BBC. Dia menjadi anggota dari Magnum Foundation Photography and Social Justice Fellow  di tahun 2021. ranitaroy.com

Sesi ini disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. Klik di sini untuk memesan Talk Show Pass.

MINGGU, 17 SEP, 13:00-14:30, TEATER BULUNGAN

Menari Tanpa Alasan
Oleh Gaia Squarci
“Kisah cinta terbesar dalam hidup saya adalah kisah cinta orang tua saya”, tulis fotografer Italia Gaia Squarci. Saat dia melihat romansa orang tuanya selama bertahun-tahun, dengan rasa takut yang semakin besar melihat salah satu dari mereka tanpa yang lain, fotografi menjadi alat untuk secara aktif mengatasi rasa takut akan kehilangan, dan untuk memahami rahasia cinta. Selama sesi Artist Talk, dia akan menghubungkan kisah pribadi ini dengan dua proyek lainnya, yang juga berdasarkan seluk-beluk kehidupan keluarga.

Gaia Squarci
Gaia, fotografer dan videografer asal Italia, rutin berkontribusi untuk beragam media, termasuk The New Yorker, Vogue, Washington Post, dan The Economist. Pada 2018, namanya masuk daftar 30 under 30 Women Photographers versi Photo Boite. Gaia juga terlibat sebagai kontributor Prospekt dan dosen Digital Storytelling di International Center of Photography. gaiasquarci.com

Sesi ini disampaikan dalam Bahasa Inggris. Klik di sini untuk memesan Talk Show Pass.

SABTU, 23 SEP, 13:00-14:30, TEATER BULUNGAN

Broer (Saudara Laki-laki)
Oleh Florian Braakman
Broer adalah proyek foto yang masih berjalan, mengabadikan momen para laki-laki lokal yang memanggil Florian dengan sebutan ‘broer’ (saudara laki-laki). Proyek ini bermula dari tempat tinggalnya di Delfshaven, Belanda, tapi berlanjut sampai ke lingkungan dan kota lain. Panggilan informal dan bersahabat, ‘broer’ membangkitkan persaudaraan antara orang asing tanpa melihat latar belakang dan asal usul ikatan keluarga.

Florian Braakman
Florian adalah seorang fotografer yang tinggal di Rotterdam. Karyanya didorong oleh pertanyaan tentang kampung halaman, migrasi dan tempat-tempat di sekitar dia. Dia bekerja secara lokal, mendapat inspirasi dari jalan-jalan Delfshaven di Rotterdam. Sejak pindah ke sana di tahun 2013, Florian memotret komunitas terbaik dari Delfshaven, bagai angin sejuk untuk perkembangan lingkungan yang kurang beruntung secara ekonomi tapi sarat akan akar budaya. florianbraakman.nl

Surat dari Jepara
Oleh Gevi Noviyanti
Bersama dengan foto potret para santriwati dan suasana pesantren, Noviyanti memilih surat sebagai media cerita untuk merespon situasi yang mereka alami serta terbatasnya akses alat komunikasi yang mereka miliki. Kisah inspiratif ini perlu diangkat untuk menunjukan pentingnya penanaman kesadaran kesetaraan dan kemanusiaan di lingkungan pesantren, serta menampilkan kisah inspiratif dari pesantren dari sudut pandang para santriwati.

Gevi Noviyanti
Gevi adalah seorang fotografer potret dan dokumenter yang tinggal di Yogyakarta dan Cirebon. Latar belakang pendidikannya sebagai lulusan Etnomusikologi sangat mempengaruhi penciptaan visual storytelling-nya. Dia aktif berkolaborasi dengan beberapa kolektif atau komunitas seperti Kelas Pagi Yogyakarta, kajian KUNCI & forum kolektif, Jogja Biennale, dan Tembi Music Forum. @gevinoviyanti

Fenomena Citayam Fashion Week
Oleh Muhammad Zaenuddin
Pada tahun 2022, Citayam Fashion Week (CFW) menjadi sorotan di berbagai media. Citayam Fashion Week adalah tentang anak muda yang mengomunikasikan keinginan mereka untuk merebut kembali ruang publik perkotaan terlepas kelas sosial dan ekonomi mereka. Proyek foto ini merupakan jawaban atas pertanyaan dan kritik terhadap isu ruang publik. Banyak sekali hal yang ditemukan oleh Zaenuddin tidak hanya tentang fashion dan subkultur anak muda ini, namun secara tidak langsung kesenangan masyarakat urban ibu kota juga masih terus diganggu oleh kelas atas.

Muhammad Zaenuddin
Zaenuddin, jurnalis foto yang berbasis di Jakarta, tertarik pada isu lingkungan dan perubahan sosial. Dia pernah mengikuti KELANA Arkademy Project (2019), XL Axiata Photojournalist Mentorship (2020), dan Permata Photojournalist Grant 2022. Dia menerima Honorable Mention dalam program Kisah-kisah Perubahan Iklim oleh inisiatif lingkungan Iklimku (2021). Dia juga mendapatkan Indonesian Photojournalist Award 2022 dan Indonesian Photojournalist Award 2023. @mhdzndn__

Sesi ini disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan Inggris. Klik di sini untuk memesan Talk Show Pass.

MINGGU, 24 SEP, 13:00-14:30, TEATER BULUNGAN

Perihal yang Membentuk Memori
Oleh Hajime Kimura
Dipicu kematian ayahnya, seniman Jepang Hajime Kimura membuat cerita visual yang menuntunnya memahami bagaimana beberapa kenangan keluarga hilang usai kematian. Proyek ini didasarkan pada pengalamannya sendiri dalam mencari masa lalu yang tak ingin diingatnya, terlepas apakah memori yang ditemukannya itu benar atau tidak, ataukah jika itu semua dusta, dalam membentuk memori seseorang.

Hajime Kimura
Hajime, fotografer asal Jepang, telah menghasilkan 10 buku foto, dan sempat meraih sejumlah penghargaan, termasuk IPA Photobook Asia Award 2013 dan Kassel Photobook Dummy Award 2014. Karyanya pernah dipamerkan di beragam galeri dan museum, termasuk C/O Berlin, Tokyo Metropolitan Art Museum, serta Centre for Contemporary Photography Melbourne. hajimekimura.net

Sesi ini disampaikan dalam Bahasa Inggris. Klik di sini untuk memesan Talk Show Pass.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi program@jipfest.com atau 0813-1038-7844 (Bulan). JIPFest berlangsung dari 8-24 September 2023 di Blok M, Jakarta. Festival ini didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta, Erasmus Huis, serta Kurawal Foundation.